Senin, 27 Februari 2023


Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh merealisasikan satu per satu point-poin Memorandum of Agreement (MoA) antara DPD Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Program pertama yang direaliasikan dari butir-butir MoA yaitu penyusunan Modul yang dapat dijadikan sebagai bahan penguatan kapasitas bagi Pekerja Sosial (Peksos) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS) dalam menangani kasus-kasus anak dan kasus kesejahteraan sosial lainnya. Kegiatan yang diberi nama FGD Penyusunan Modul Peningkatan Kapasitas Pekerja Sosial dan Social Service Work Force (SSW) berlangsung selama satu hari (27/2/2023) di Banda Aceh guna mendapatkan masukan terkait problematika yang dihadapi oleh Peksos dan TKS serta akan dibukukan menjadi sebuah modul agar dapat menjadi referensi yang bersifat praktis .

Direktur PKPM yang diwakili oleh Mansari, menyebutkan “kegiatan ini kita laksanakan atas dukungan UNICEF dalam program Mekanisme Layanan Perlindungan Anak di Aceh. Salah satu komponen penting pemberi layanan adalah para pekerja social yang selalu bersentuhan dengan persoalan yang dihadapi oleh anak. Untuk itulah kita susun modul ini sebagai panduan praktis bagi Peksos dan TKS dalam memberikan layanan perlindungan anak secara baik agar pemenuhan hak-hak anak terealisasikan dengan cepat, terpadu dan terintegratif”.

Sekretaris IPSPI Aceh, Rita Mayasari Penguatan kapasitas bagi Peksos dan TKS di era melenial sangatlah penting diberikan. Modul yang akan disusun inilah yang akan diberikan kepada Peksos dan TKS sebagai materi dalam menangani kasus-kasus di lapangan. Modul ini akan disusun dengan memperhatikan isu-isu kekinian, misalnya tidak boleh menyebarkan identitas anak ke media internet karena mudah diakses oleh semua orang, managemen kasus, skill komunikasi dengan lintas sekor, Teknik komunikasi dan negosiasi dan lain sebagainya. Beberapa persoalan tersebut akan dimasukkan ke modul sehingga menjadi pedoman konkrit bagi Peksos dan TKS dalam menangani kasus. Tutupnya.

Sementara Sekretaris Prodi Kesejahteraan Sosial FDK UIN Ar-Raniry menambahkan, penyusunan modul yang baik adalah modul yang applicable yakni dapat dipergunakan dengan mudah serta friendly user atau bersahabat dengan penggunanya yang adalah hal ini Peksos dan TKS. Zulyadi berharap apa yang disusun ini bisa dilaksanakan dengan mudah dan praktis sehingga memiliki daya guna yang besar masyarakat luas.  

Peserta yang hadir dalam FGD tersebut terdiri dari berbagai unsur yaitu Unsur DP3A Provinsi Aceh, Dinas Sosial Aceh, Akademisi, Social Worker Learning Centre (SWLC), IPSPI Aceh dan PKPM Aceh.


Share 


Jumat, 24 Februari 2023

 


Banda Aceh, Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarkat (PKPM) Aceh, Dewan Pinpinan Daearh (DPP) Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Ar-Raniry Banda Aceh resmi jalin Kerjasama. Penandatanganan Memorandum of Agreement berlangsung di Aula fakultas setempat (24/2/23) yang ditandatangani langsung Direktur PKPM Aceh, Dr. Muslim Zainuddin, M.Si, Dekan FDK UIN Ar-Raniry, Dr. Kusuma Hatta dan Ketua DPD IPSPI Aceh, Daniel Arca, A.Ks, M.Si. Turut disaksikan langsung oleh Program Oficcer UNICEF, Asep Zulhijar.

Dalam sambutannya, Dr. Muslim Zainuddin, M.Si mengatakan Kerjasama Perguruan Tinggi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat merupakan bagian penting dalam rangka merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya di bidang pengabdian masyarakat. Apalagi saat ini PKPM sedang bekerjasama dengan UNICEF sebagai Lembaga internasional yang konsen pada aspek perlindungan, sehingga keterlibatan kampus menjadi suatu keharusan agar program-program perlindungan anak yang menjadi focus utama UNICEF dapat terlaksana dengan baik. Tentunya dengan melibatkan insan kampus untuk turut berkontribusi dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan perlindungan anak. Muslim menambahkan “Kita berharap kerjasama ini tidak hanya bermanfaat bagi kampus, tapi masyarakat luas dan anak-anak harus merasakan manfaatnya dari Kerjasama ini.

Sementara Dekan FDK, Dr. Kusumawati Hatta menyambut baik Kerjasama tersebtu. Dalam sambutannya, Kusumawati menyampaikan turut berterima kasih kepada PKPM dan DPD IPSPI yang telah menjalin Kerjasama ini. “MoA yang kita jalin hari ini tidak hanya di atas kertas, namun yang paling penting bagaimana butir-butir yang tertera dalam MoA dapat diaplikasikan secara langsung sehingga memberikan manfaat kepada para pihak, dan masyarakat luas”. Kusumawati menambahkan lima Prodi yang ada di lingkungan FDK yang terdiri dari Prodi Kesejahteraan Sosial (KESOS), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Bimbingan Konseling Islam (BKI), Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Manajemen Dakwah (MD), sangatlah berhubungan dengan program ini. “Sehingga kita berharap SDM yang dimiliki oleh masing-masing Lembaga dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat luas”.

Ketua DPD IPSPI Aceh, Daniel Arca, A.Ks., M.Si melalui sambutannya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia melaksanakan MoA ni. Menurut Daniel, ada empat program yang akan dikembangkan di Aceh, yaitu, Kerjasama dengan stakeholder terkait baik Perguruan Tinggi maupun Lembaga Swadaya Masyarakat, menjadikan IPSPI sebagai wadah keilmuan bagi seluruh pengurus, menjadi tempat untuk meningkatkan kapasitas bagi anggotanya dan terakhir IPSPI menjadi channel yang dapat mempercepat sertifikasi bagi anggotanya. Daniel kemudian menambahkan, Kerjasama ini merupakan realisasi program prioritas pertama yang kita laksanakan, semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Tutupnya.

Adapun butir-butir MoA yang disepakati terdiri dari pelibatan dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, penguatan layanan kesejahteraan sosial bagi masyarakat, peningkatanmutu penelitian, pelibatan mahasiswa magang, dan memberikan ruang kontribusi dari masign-masing SDM yang dimiliki oleh ketiga pihak yakni PKPM, IPSPI dan FDK UIN Ar-Raniry.

Proses penandantangan MoA dengan tiga lembaga tersebut dibarengi dengan Pelantikan Kepengurusan DPD IPSPI Aceh Perioder 2023-2027 yang dilatik langsung oleh Ketua I IPSPI Pusat, yang diwakili oleh Dr. RR. E. Sulistyaningsih, A.Ks. M.Si. Adapun Ketua DPD IPSPI Aceh yang dilantik adalah Daniel Arca, A.Ks., M.Si dan Sekretaris Rita Mayasari. Aisyah berharap pengurus yang dilantik dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.

 


Senin, 13 Februari 2023


Manusia senantiasa menginginkan sesuatu yang indah dan menyenangkan datang padanya, karena dengan sesuatu yang indah menunjukkan adanya pencapaian yang optimal sesuai dengan yang diharapkan. Bahagia sudah pasti karena ekspektasi menjadi kenyataan, apa yang diinginkan terwujud dengan baik dan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Namun tidak sedikit di antara kita kadangkalanya merasa kecewa, putus asa dan tak berdaya dengan apa yang diterima. Kegagalan kah itu namanya, IPK di kampus yang kurang pada setiap semester, pendapatan mulai menurun, perusahaan bangkrut dan sejumlah hal negatif lainnya yang diperoleh dan menimpa pada diri kita. 

Hal demikian dapat saja terjadi sama siapa saja. Sama Direktur yang memiliki sejumlah perusahaan di mana-mana, sama mahasiswa, sama penguasa dan bahkan sama orang yang biasa-biasanya. Kegagalan dapat terjadi kapan dan di mana saja, namun jangan sampai kegagalan itu membuat kehidupan menjadi tidak berdaya, depresi dan bahkan bunuh diri. Jangan sampai hal itu terjadi, karena yang nama setiap tindakan yang dikerjakan akan ada konsekuensinya. Dunia ini ada yang baik dan ada pula yang buruk, ada orang kaya dan ada yang miskin, ada yang pinter dan ada pula IQ nya lemah dan berbagai kondisi lainnya.

Semua kondisi tersebut menuntut bagi kita untuk mengevaluasi diri terhadap apa yang sudah kita miliki. Hari ini kita sudah melalukan sesuatu namun menimpa kegagalan, maka sudah sepatutnya dievaluasi kembali apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan, bagaimana keseriusan kita dalam mengelolanya. Nilai kita pada semester ini turun drastis dari sebelumnya, maka perlu dicari tau kenapa berkurang, bagaimana pola belajar yang diterapkan, bagaimana tugas-tugas yang diserahkan kepada dosen apakah sudah maksimal dibuat sebagaimana yang semestinya dilakukan. 

Tahun ini pendapatan berkurang, sudah saatnya dievaluasi daya marketing yang diterapkan, kualitas produk yang dihasilkan dan perlu ditelusuri daya saing dengan produk yang lain yang menyebabkan seseorang berpaling ke produk yang lain. Saat ini sering sakit-sakitan, badan lesu dan pikiran kosong, juga perlu dievaluasi untuk diketahui apa yang menyebabkan kita menimpa penyakit tersebut. Bagaimana pola makan yang kita terapkan, pola tidur yang dilakukan di malam hari, olahraga dan lain sebagainya.

Evaluasi menjadi bagian yang sanga penting bagi kita supaya kita mengetahui kekurangan dan kelemahan yang kita miliki. Dengan evaluasi diri akan kita tahu apa yang menyebabkan sesuatu hal yang tak kita inginkan menimpa sama kita. Sehingga dengan bekal itu dapat mencari jalan keluar dan mengatasi segala kekurangan yang ada sehingga memperoleh sesuatu sesuai dengan yang diharapkan. Jangan berputus asa dengan apa yang kita miliki, tapi jalan evaluasi dan intropeksi diri menjadi solusi yang tepat mengatasi berbagai macam dinamika yang hidup ini.

Banda Aceh, 13 Februari 2023

Mansari


Sabtu, 11 Februari 2023


Sekolah Tinggi Ilmu Syari'ah (STIS) Nahdlatul Ulama Aceh kembali mengadakan peningkatan kapasitas kepada Dosen-Dosennya (11/2/23). Kegiatan kali ini yaitu pengembagan skill bagi dosen agar mampu mengelola jurnal yang ada di kampus serta mendorong jurnal yang dimiliki oleh kampus yang berjulukan NU itu terakreditasi secara nasional. Ketua STIS NU, Dr. Tgk. Muhammad Yasir, MA mengatakan kegiatan pengembangan kapasitas ini menjadi bagian penting terus menerus agar Dosen terdorong untuk profesional dalam mengelola dan mengembangkan jurnal. "Alhamdulillah saat ini sudah ada tiga jurnal di kampus kita, yaitu Jurnal Ar-Ra'yu, Jurnal Al-Buyu' dan Jurnal Syari'ah. Meskipun saat ini belum terakreditasi, kita berharap jurnal ini akan terakreditasi ke depannya sehingga banyak dosen menulis di jurnal ini, tidak hanya dari internal kampus, Yasir berharap jurnal tersebut dapat dijadikan sebagai wadah publikasi bagi seluruh di Indonesia bahkan bagi Dosen di tingkat internasional. 

Yasir menambahkan, "untuk itulah pada hari ini kita adakan acara ini dengan menghadirkan pemateri yang handal dan profesional yang telah teruji kapabilitasnya dalam mengelola jurnal baik yang terakreditasi nasional bahkan terindeks scopus. Pemateri yang dihadirkan yaitu Dr. Mursyid Djawas, MH.I yakni Editor in Chief Samarah yang saat ini jurnal tersebut sudah terindeks scopus. Semoga melalui kegiatan ini dapat memberikan inspirasi dan mendorong bagi dosen di STIS NU agar terus mengembangkan diri melalui karya-karya yang brillian, karena dengan tulisan kita bisa dikenal oleh dunia.

Dr. Mursyid Djawas, sebagai pemateri yang dihadirkan pada kesempatan itu menyampaikan saat ini pengelolaan jurnal menjadi bagian yang sangat penting, karena semua Dosen diwajibkan untuk menulis dan mempublikasikan tulisannya baik di jurnal yang terindeks SINTA maupun terindeks SCOPUS. Terutama untuk dosen yang hendak mengurus pangkat yang salah satu syaratnya adalah adanya artikel. Untuk itu, perlu dikelola dengan baik agar jurnal yang dikelola cepat terindeks SINTA bahkan SCOPUS. Mursyid menambahkan "memang membutuhkan perjuangan dan usaha dalam mengelolanya, tidak adanya yang instan, tapi harus dibenah sedikit dengan sedikit. Kita berharap dalam dua bulan ini jurnal yang ada di STIS NU dapat diajukan ke ARJUNA supaya dapat terindeks SINTA. Tutupnya.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Editor in Chief Jurnal Ar-Ra'yu dan Al-Buyu, Zahrul Fatahillah, Editor in Chief Jurnal Syari'ah Dr. Fakhrurizal dan sejumlah Dosen STIS NU yang konsen di bidang penulisan ilmiah.

Banda Aceh, 11 Februari 2023

Mansari


Rabu, 08 Februari 2023

Salah satu kewajban yang wajib dilaksanakan oleh seorang Dosen adalah melakukan penelitian, di samping kewajiban lainnya yaitu pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai salah satu kewajiban, mau tidak mau, suka tidak suka yang namana penelitian tetap harus dilaksanakan oleh seorang yang berprofesi sebagai Dosen. Di tengah kesibukan mengajar dan penyiapan seluruh administrasi bagi dosen, yang namanya penelitian tetap harus dilaksanakan minimal satu atau dua penelitian. Hal ini menjadi karena ketika naik pangkat, selalu akan diminta penelitian dan artikel ilmiah sebagai hasil penelitian yang telah dihasilkan. Sebagian Dosen akan kualahan memenuhi artikel atau hasil penelitian karena jarang melakukannya. Manakala mengajukan pangkat dari asisten ahli ke lektor, dari lektor ke lektor kepala sudah terkendala dengan belum publishnya artikel di jurnal. 

Sebagian Dosen sering menghubungi penulis untuk minta bantu supaya artikelnya publish pada jurnal yang penulis kelola. Hal ini menunjukkan sebagian Dosen mau menulis ketika dipaksa oleh keadaan. Jika tidak naik pangkat, bermalas-malasan. Suatu saat ketika hendak naik pangkat jabatan akademik langsung berlomba-lomba minta artikelnya dipublish. Satu hal yang perlu diingat bahwa publish artikel tidak langsung dapat dilakukan hanya satu jam. Setiap pengelola jurnal memiliki periode tertentu untuk publish artikel. Ada yang dua kali dalam setahun dan ada yang tiga kali. Jadi, harus mengikuti ritme dari sebuah jurnal, bukan keinginan dari Dosen yang bersangkutan.

Oleh karena pentingnya penelitian yang dipublikasi melalui artikel ilmiah bagi Dosen, maka seorang Dosen perlu memahami esensi dari penelitian. Penelitian memiliki peranan yang sangat penting bagi Dosen. Penelitian bagi Dosen menjadi sarana dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Melalui penelitian ilmu seorang Dosen dapat ditingkatkan, melalui penelitian dosen dapat memperoleh ilmu berdasarkan data empiris, melalui penelitian dosen dengan sendirinya harus membaca literatur yang banyak, melalui penelitian dapat memperkuat jejaring bagi Dosen karena harus bertemu dengan responden dari lokasi penelitian. Jadi, dapat dikatakan bahwa melalui kegiatan penelitian akan dapat meningkatkan kapasitas seorang Dosen, karena ia harus bergelut dengan sejumlah referensi dan bergelut dengan data-data dari lapangan sehingga dapat memberikan ilmu baru bagi dirinya.

Esensi penelitian sebenarnya adalah untuk mendapatkan kebenaran dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran yang diperoleh dari penelitian itu diawali dengan adanya rasa ingin tau atau keragu-raguan dari peneliti. Untuk menguji rasa ingin tau itulah mendorong peneliti untuk melakukan mencari dan mengkaji terhadap suatu objek yang menjadi fokus kajiannya. Untuk memperoleh kebenaran tersebut tentunya harus memperoleh informasi dari orang-orang yang berada pada lokasi di mana penelitian itu dilaksanakan. Bisa melalui wawancara dan dapat pula dengan melakukan observasi, pembagian angket (kuesioner) dan Focus Group Discussion (FGD) sehingga peneliti mendapatkan langsung pengetahuan dan kebenaran dari lokasi penelitian. Dengan demikian akan menghilangkan rasa keragu-raguan yang dimiliki oleh peneliti.

Banda Aceh, 8 Februari 2023.

Mansari 



Selasa, 07 Februari 2023



Sebagian besar Perguruan Tinggi di Indonesia dewasa ini menerapkan pola mengajar dengan pengasuh terdiri dari dua atau tiga Dosen dalam satu Mata Kuliah. Istilah yang dikenal saat ini adalah Team Teaching atau tim pengajar yang mengasuh Mata Kuliah tertentu secara bergantian. Praktiknya dalam pula dilakukan 5 kali pertemuan pertemuan yang masuk Dosen A dan 5 pertemuan berikutnya diasuh oleh Dosen B. Kemudian pada lima pertemuan terakhir masuk Dosen C dan terakhir adalah final atau evalusi pembelajaran terhadap peserta didik.

Proses pengajaran yang demikian memiliki dampak yang positif bagi peserta Didik atau mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu dari satu orang Dosen, tapi diperoleh ilmu dari Dosen yang berbeda. Berbeda Dosen berbeda pula proses mengajar yang diterapkan, berbeda pengalaman, berbeda daftar referensi yang menjadi bahan rujukan dan berbeda pula tingkat pergaulannya. Ada yang menjadi alumni dalam negeri dan ada yang berasal dari Perguruan Tinggi luar negeri yang tentunya berbeda dalam proses belajar dan mengajar. Perbedaan tersebut dapat mempengaruhi karakteristik dari Dosen yang bersangkutan. Terutama dari sisi penyampaiannya dan juga penguasaan materi yang diterima. Begitu pula dengan contoh-contoh yang diberikan berdasarkan apa yang disaksikan sesuai dengan pergaulan Dosen tersebut.

Berbagai pengalaman dan referensi dari Dosen yang bersangkutan akan dibagikan di ruang kelas.  Mahasiswa dapat menyerap pengetahuan baru berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari Dosen yang bersangkutan. Mahasiswa memperoleh nuansa yang berbeda dibandingkan pengasuh Mata Kuliah satu orang yang cenderung monoton dan tidak bervariatif. Pola yang demikian barangkali belum banyak diterapkan pada stara satu. Barangkali dapat menjadi sebuah refleksi untuk direplikasi pada siswa yang menimba pengetahuan di Program Strata Satu agar ilmunya bisa bervariatif diperoleh. Apalagi ada Dosen selain bergelut di dunia akademisi juga memiliki pengalaman praktis yang dapat memperkaya pengetahuan baru bagi mahasiswa serta akan menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Banda Aceh, 7 Februari 2023

Mansari



Senin, 06 Februari 2023



 Kuliah membutuhkan pengorbanan. Banyak hal yang harus dikorbankan. Terutama pengorbanan waktu dan biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang sebelumnya bisa dimanfaatkan bersama keluarga, ketika menempuh kuliah sudah mulai berkurang. Biaya yang awalnya bisa dipergunakan untuk healing dan berbelanja di Mall besar, saat mengikuti perkuliah terpaksa harus dikurangi dan yang tak kalah pentingnya untuk dikorbankan adalah waktu bekerja. Kondisi ini dirasakan oleh orang yang bekerja sambil melanjutkan kuliah. Pikirannya tidak hanya memfokuskan pada materi kuliah semata, namun waktu yang harus diluangkan untuk bekerja di tempat kerjanya perlu dipertimbangkan. Apapun itu, yang namanya kerja harus menjadi perhatian juga bagi mahasiswa yang berstatus sebagai pekerja. Apalagi bekerja di sektor Pemerintahan yang jadwalnya sudah terschedul dan diwajibkan absen secara elektronik yang tak dapat ditinggalkan. Sekali tidak tekan absen dipotong biaya makan, berkali-kali tidak masuk kantor bisa ditegur oleh atasan. 

Mau tidak mau, suka tidak suka, yang namanya kuliah sambil kerja pasti dikelilingi oleh lika-liku yang menjalaninya. Tapi, tetaplah semangat. Tak semua orang mampu berada pada posisi yang sedang kita jalani. Banyak yang berkeinginan kuliah tapi terbatas oleh kondisi keuangan, waktu yang tidak memadai untuk fokus kuliah, rasa sakit yang berkepanjangan melanda dan faktor lain sebagainya. Bersyukurlah masih ada kesempatan untuk kuliah.

Salah satu hal yang patut dilaksanakan oleh mahasiswa, apalagi usianya sudah mulai senja namun masih memiliki semangat yang menggebu-gebu kuliah, yaitu managerial waktu. Managemen waktu perlu ditingkatkan dan disesuaikan. Waktu bersama keluarga yang dulunya bisa bertemu kapan saja, tapi setelah mengikuti kuliah perlu disesuaikan. Waktu kerja yang awalnya bisa dari Senin s/d Jumat, maka perlu disesuaikan juga, dan bahkan perlu mendapatkan izin dari atasannya supaya tidak mendapatkan teguran secara terus menerus.

Menyandang status mahasiwa, memang banyak hal yang harus dikorbankan, tapi ingat akan indah pada waktunya manakala seluruh proses studi dan tahapan didahului. Akan ada kenikmatan batin bagi kita yang melaksanakannya. Jangan mengeluh, jangan berkecil hati. Buktikan bahwa yang kita lakukan sebagai bentuk usaha kita untuk meraih apa yang kita cita-citakan. Jangan ada dalam hati bahwa kuliah hanya untuk bertemu dengan kawan baru, menghilangkan suntuk dan mencari kesibukan. Tapi niatkan kuliah ini sebagai bentuk ibadah, karena dengan begitu akan mendorong kita untuk semakin semangat karena yang kita laksanakan dipenuhi dengan pahala.


Sabtu, 04 Februari 2023

 


Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh terus membuka jarigan dengan berbagai instansi dengan tujuan memperkuat perlindungan perlindungan anak. Kali ini PKPM bekerjasama dengan Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI). Sebagai Langkah awal dari Kerjasama ini, pada hari sabtu, 4 Februari 2023 melaksanakan diskusi yang membahas isu perlindungan anak dan program yang akan dikembangkan selama Kerjasama berlangsung sejak Bulan Februari -Juli 2023. Di antara program yang akan dikembangkan melalui program tersebut adalah memperkuat kapasitas pekerja social yang tergabung dalam IPSPI, penyusunan modul sebagai pedoman bagi peksos, pelatihan menulis dan sejumlah keterampilan lainnya yang harus dimiliki oleh Peksos.

Ketua DPD IPSPI Aceh, Daniel Arca, A.Ks., M.Si, dalam sambutannya menyampaikan bahwa IPSPI menyambut baik Kerjasama yang dibangun oleh PKPM ini, karena ini merupakan salah satu program prioritas yang akan dilaksakanakan oleh IPSPI yaitu membangun Kerjasama dengan berbagai instansi baik instransi pemerintah maupun non pemerintah. “Kita bersyukur sudah dapat menjalin kerjasama dengan PKPM sebagai bentuk pengembangan diri. Karena peningkatan kapasitas tidak dapat dilakukan secara sendiri. Intervensi lembaga lain sangat kita butuh”. Daniel menambahkan, ada beberapa program prioritas lain yang akan diupayakan yaitu branding IPSPI supaya dikenal oleh masyarakat, mempercepat sertifikasi bagi peksos, membentuk kesekretariatan dan membentuk coordinator peksos di setiap daerah.

Sementara Direktur PKPM dalam sambutannya menyampaikan “Atas nama PKPM mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama UNICEF dan pihak-pihak terkait. Kita berharap kapasitas SLWC dan IPSI ini dapat ditingkatkan, serta mampu memberikan best practice kepada masyarakat. Penguatan kapasitas menjadi bagian penting untuk mengembang diri menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat. Untuk itulah, kita berharap melalui Kerjasama ini dapat memberikan dampak positif bagi kita semua. Tutupnya.

Kegiatan yang berlangsung sehari tersebut dihadiri oleh tim IPSPI Aceh, Social Worker Learning Centre (SWLC), akademisi yang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, PKPM dan UNICEF Perwakilan Aceh.


Jumat, 03 Februari 2023


Untuk mengatasi kesulitan mahasiswa Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh dalam menyelesaikan tugas akhir Disertasi, kini Prodi Fiqh Modern melakukan sebuah terobosan baru yakni mengadakan kegiatan jumatan yang diberi nama NgoPi. NgoPI ini berbeda dengan pemahaman NgoPI umumnya yang dipahami oleh masyarakat Aceh. Umumnya istilah ngopi di kalangan masyarakat Aceh sering digunakan untuk duduk bersama antara dua orang orang atau lebih di warung kopi. Berbeda dengan NgoPI yang dilaksanakan di setiap jum'at oleh Prodi Fiqh Modern. NgoPI di kalangan mahasiswa Strata Tiga (S3) Prodi Fiqh Modern ini merupakan akronim dari Ngobrol Pikiran Disertasi. Kegiatan ini sudah berlangsung selama enam bulan, tapi manfaatnya sungguh sangat luar biasa. Banyak mahasiswa yang awalnya galau dengan judul, pokok permasalahan belum konkrit dan berbagai macam permasalahan yang sering dihadapi dapat terselesaikan melalui program yang amat mulia ini.

Program ini diinisiasi oleh Prodi Fiqh Modern. Tujuannya tidak lain selain bersama-sama saling berkontribusi, memberikan sumbangsih pemikiran dan menyempurnakan draft Disertasi yang sudah dipersiapkan oleh mahasiswa. Setiap jumat paling kurang satu atau dua draft disertasi dibahas secara bersama-sama. Dua orang yang mempresentasikan, sedangkan yang lainnya memberikan masukan sesuai dengan referensi bacaan masing-masing guna memperkaya pembahasan serta memperjelas arah penelitian. Hal ini tentu sangat membantu bagi mahasiswa tersebut. Pokok permasalahan menjadi terang benderang dan semakin mempercepat proses penyelesaian penulisan Disertasi secara sempurna. Bahkan yang menariknya lagi, bukan hanya mahasiswa yang belum seminar yang hadir, ada pula sebagian mahasiswa yang sudah mengikuti seminar, tapi masih menyempatkan waktu mengikuti kegiatan tersebut.

Di antara puluhan mahasiswa yang ada dalam ra orang Dosen Pembimbing yang sangat setia menemani di setiap jumat pagi. Tidak lain beliau adalah Dr. Ali Abubakar adalah Wakil Dekan III FSH dan juga merupakan Dosen Pengajar pada Prodi S3 Fiqh Modern Pascasarjana UIN Ar raniry. Keseriusan beliau memotivasi mahasiswa menjadi lebih serius memanfaatkan kesempatan yang tidak biasa itu. 

Ada dua hal penting yang dapat dirasakan dari pertemuan tersebut, yaitu: Pertama, adanya sikap saling tolong menolong antara mahasiswa untuk saling memberikan masukan. Kedua, adanya sikap kekeluargaan yang kuat di antara sesama mahasiswa. Baik mahasiswa yang sudah senior maupun mahasiswa yang masih junior, meskipun dalam ruangan tersebut tidak ada istilah senior dan junior. Tapi sama-sama mahasiswa keluarga besar Prodi Fiqh Modern yang haus akan ilmu pengetahuan dan sama-sama ingin belajar dan menimba ilmu dari teman-teman sesuai dengan referensi masing-masing.


Banda Aceh, 3 Februari 2023

Mansari




Kamis, 02 Februari 2023


Skripsi seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian mahasiswa. Terutama menjelang semester tua, baik semester 8, semester 9 dan seterusnya. Kebingungan pun terjadi manakala menjelang semester akhir tidak memperoleh pokok permasalahan penelitian, judul penelitian dan isu yang ingin dikembangkan dalam penelitian. Mahasiswa biasanya galau dan tidak tau mau berkata apa. Apalagi di antara kawan-kawannya sudah selesai sidang dan wisuda. Hati pun semakin bimbang antara sanggup menyelesaikan ataupun tidak. Perasaan tidak enak terus menghantuinya untuk menjumpai dosen-dosen di kampus. Terutama untuk konsultasi, berdiskusi dan menyampaikan pokok-poko pemikirannya. Alhasil akan sia-sia, waktu berjalan begitu saja tanpa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Hal ini tentu sangat rugi bagi mahasiswa yang bersangkutan. Terutama waktu yang terlewati begitu saja, ditambah lagi dengan biaya kuliah yang harus tetap dibayar.

Menghadapi kondisi tersebut perlu motivasi diri agar semangat terus membara di dalam jiwa. Jika motivasi dan semangat tidak ada dalam diri tentu yang diiginkan tidak mampu diwujudkan sebagaimana mestinya. Bahkan tidak jarang sampai depresi dan ada yang bunuh diri karena tidak mampu menyelesaikan skripsi. Ini sungguh ironi dan tidak sampai terjadi pada kita. Selain merugikan diri sendiri juga menghilangkan masa depan.

Selain memotivasi diri, konsistensi terhadap penyelesaian juga harus diupayakan. Usaha perlu dilakukan dengan tetap menulis walau hanya dua halaman per hari. Bayangkan jika ditulis per hari sebanyak 2 halaman, tiga puluh hari bisa selesai. Umunnya standar ketebalan skripsi hanya 60 lembar. Jadi, tiga puluh hari dikali dua halaman sudah mencapai 60 halaman. Artinya satu bulan bisa selesai bila adanya niat dan usaha untuk menuliskannya. 

Langkah ketiga yang juga perlu dilakukan adalah dengan membentuk group kecil sebagai group diskusi dan sharing informasi terkait dengan skripsi. Melalui group bisa sering membantu dan mencarikan informasi dan referensi dari kawan-kawannya. Saling menolong ini menjadi solusi yang tepat bagi kawan-kawan yang belum selesai. Caranya kumpulkan saja beberapa kawan yang belum selesai skripsinya kemudian ajak bergabung dalam group tersebut. Bila perlu undang satu kawan yang sudah selesai dan wisuda agar menjadi mentor untuk mengarahkan bagaimana seyogyanya skripsi ditulis dan dianalisis secara sistematis agar dapat memudahkan bagi pembacanya. Kawan yang sudah selesai tersebut memiliki peran yang strategis karena sudah pernah berpengalaman menulis punya dirinya sendiri sehingga sangatlah mudah memberikan saran/masukan yang konstruktif kepada kawan-kawannya.

Jadi, janganlah malas. Marilah segera bangkit. Buktikan bahwa kita bisa menyelesaikan kuliah walau waktu sedikit telat dibandingkan dengan kawan-kawan lain. Jangan malas dan disibukkan dengan hal-hal yang tidak penting, mulai kurangi menggunakan gedget dan bermedia sosial. Apalagi bermain game. Itu semua sangat merugikan diri kita sendiri, baik waktu dan biaya. So, jangan menyerah

YOU CAN DO IT.


Banda Aceh, 2 Februari 2023

Mansari


Related Posts Display

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Pages

Pages