Senin, 17 Juli 2023


Sedikit demi sedikit Program Kerjasama antara Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh dan UNICEF yang dilaksakan sejak tahun 2022-2022 sudah membuahkan hasil di Kabupaten Bireuen. Salah satu keberhasilan yang telah dicapai adalah adanya koordinasi lintas sektor ketika terjadinya kasus di tingkat gampong. Case conferense yang dilaksanakan pada hari selasa (18/07/23) bertujuan untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak agar anak yang menjadi korban pelecehan seksual di salah satu gampong di Bireun dapat terselesaikan secara optimal. Koordinasi tersebut merupakan hasil adanya MoU yang telah disusun oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong, Perempuan dan Keluarga Berenaca (DPMGPKB) Kabupaten Bireuen pada tahun 2022 dengan berbagai instansi terkait perlindungan anak di Bireuen. 

Koordinasi lintas sektor menjadi strategi yang tepat dalam penanganan kasus anak, karena penangan kasus anak tidak mungkin terselesaikan hanya satu lembaga. Pentingnya koordinasi karena suatu kasus yang terjadi membutuhkan sentuhan dari berbagai lembaga. Katakanlah kasus pelecehan seksual, di mana disitu perlu keterlibatan Unit PPA Polres, perlu kehadiran psikolog untuk penyembuhan psikologis bagi dirinya dari trauma, perlu pendampingan dari UPTD. PPA agar anak didampingi, dukungan dari Dinas Sosial untuk melakukan rehabilitasi sosial dan kebutuhan lain sebagainya.

Untuk itulah, DPMGPKB Bireuen berinisiatif membuat MoU dengan berbagai sektor terkait perlindungan anak untuk sama-sama melaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. MoU yang telah dibuat kini sudah mulai diimplementasikan pada kenyataan praktis. Manfaatnya sudah dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat, terutama anak korban dari pelecehan seksual. Bahkan yang menariknya lagi,  DPMGPKB Bireuen melalui suratnya Nomor 005/2331 tertanggal 17 Juli 2023 mengundang dari Baitul Mal dan Dunia Usaha dalam menangani kasus pelecehan seksual yang menjadi perhatian dari berbagai pihak. Kehadiran dari berbagai elemen tersebut akan memberikan harapan baru bagi anak yang menjadi korban dalam kasus tersebut. Total instansi yang dilibatkan 14 yang diharapkan mampu memberikan kepentingan terbaik bagi anak (the best interest of the child).

18 Juli 2023


Kamis, 22 Juni 2023



Banda Aceh – Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh bekerjasama dengan Social Worker Learning Center (SWLC) atas dukungan UNICEF mengadakan pelatihan menulis bagi Pekerja Sosial (22/06/23). Kegiatan yang berlangsung di Aula Ivory Seutui mengambil tema Pelatihan Menulis bagi SWLC dan Social Service Work Force (SSWF). Kegiatan tersebut diikuti oleh Peksos, UPTD PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak), Perwakilan Dinas Sosial Provinsi dan Kota Banda Aceh dan mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Perwakilan PKPM Aceh. 

Specialist Child Protection PKPM, Ihsan, menyampaikan bahwa pelatihan menulis bagi Peksos dan pemberi layanan perlindungan anak sangatlah penting, karena Peksos dan pemberi layanan merupakan profesi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, terutama dalam menangani kasus-kasus yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Melalui pelatihan ini kita berharap dapat menuliskan fakta-fakta yang ada, agar informasi tersebut diketahui oleh masyarakat banyak. 

Sementara Ketua SWLC, Rita Mayasari, menyampaikan keterampilan menulis penting dikuasai oleh Calon Peksos, Peksos dan Social Service Work Force (SSWF) untuk dapat mendokumentasikan dan mempublikasikan kerja proses pertolongan yang sudah dilakukan. Nantinya berdampak pada upaya dalam mengadvokasi kebijakan sosial. Tutupnya.  

PKPM menghadirkan pemateri langsung dari pimpinan Redaksi Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika. Dengan pengalaman dan keterampilan menulis yang dimiliki, PKPM mengharapkan dapat dibagikan kepada para peserta untuk menjadi penulis handal dan professional. 

Dalam pemaparannya, Yarmen menjelaskan “Siapapun bisa jadi penulis, kecuali yang tidak mau. Asalkan memiliki keinginan yang kuat pasti mampu menulis secara baik dan sistematis”. Yarmen menambahkan menulis itu ibarat menghubungkan nalar penulis dengan pembaca. Seorang penulis yang baik ibarat sedang berkomunikasi dengan pembaca, apa yang dia pikirkan dapat diterima oleh para pembaca. Tutupnya.


Jumat, 09 Juni 2023


 

Aceh Tengah –  Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh bekerjasama dengan UNICEF dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Aceh mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi forum anak se – Aceh. Acara yang dilaksanakan selama tiga hari (9-11 Juni 2023) diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi anak. Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak DP3A Aceh, Amrina Habibi, M.H mengatakan “kegiatan yang dilaksanakan atas Kerjasama PKPM-UNICEF dan DP3A bertujuan untuk meningkatkan  pertispasi anak dalam pembangunan. Nantinya kita berharap kebijakan yang dilahirkan oleh pemerintah didasarkan atas rekomendasi forum anak.

Amrina menambahkan, Output akhir kegiatan ini dapat  menghubungkan forum anak provinsi, kabupaten dan desa yang bisa besinergi dan banyak melibatkan anak dalam partipasi di wilayah kabupaten/kota perwakilan. Tambahnya.

PJ. Bupati Aceh Tengah yang diwakili oleh Khadir, S.T, Staf Ahli Bidang Keistimewaan Aceh, kemasyarakatan dan SDM mengatakan “Partisipasi anak merupakan hak anak untuk didengar suara dan pandangannya oleh orang dewasa sebagai orang tua, masyarakat, pemerintah dan negara. Mendengarkan pandangan anak dapat berkontribusi untuk menghasilkan kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah yang lebih tepat sasaran.

Khaidir menambahkan Anak tidak sekedar menerima manfaat dari program dan kebijakan, namun harus menjadi subjek dalam pembangunan dan harus bisa menjadi komunikator untuk program yang dibutuhkan. Tambahnya.

Melalui kegiatan tersebut PKPM-UNICEF mendorong forum anak untuk bersinergi dan berpartisipasi secara lebih bermakna. Program Oficcer UNICEF, Asep Zulhijar mengatakan “melalui  peningkatan kapasitas yang diikuti oleh perwakilan Forum Anak Kabupaten/Kota dapat meningkatatkan partisipasi anak yang lebih bermakna.

Asep menambahkan, anak dilatih berbicara di depan umum dengan baik guna mewaikili anak lainnya dalam sebuah forum, anak terlibat dalam forum baik tingkat desa, Kabupaten hingga provinsi sehingga nantinya suara anak di pertimbangkan dalam satu kebijakan sebelum diputuskan oleh orang dewasa. Harapnya.

Forum anak yang dilibatkan dalam pelatihan tersebut terdiri dari 10 Kabupaten/Kota di Aceh. Enam di antaranya forum anak dampingan PKPM-UNICEF yang terdiri dari Banda Aceh, Bireuen, Lhokseumawe, Bener Meriah, Aceh Tengah dan Aceh. Sementara empat forum anak lainnya dari  dari Kabupaten Seumeulu, Sabang, Langsa dan Aceh Utara.

Spesialist Child Protection PKPM, Ihsan, berharap “kegiatan ini dapat di adopsi oleh pemerintah provinsi, kabupaten/kota hingga desa guna meningkatkan partipasi anak dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan. Pungkasnya.


Rabu, 03 Mei 2023

 



Pemenuhan hak anak di tingkat gampong memang membutuhkan kreatifitas dan inovasi yang tinggi. Itulah yang dilakukan oleh Tuha Peut sekaligus menjabat Bidan Gampong Pulo Ara Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen, Sri Rahayu. Ia membuat terobosan di bidang layanan Kesehatan masyarakat, termasuk Kesehatan bayi dan balita. Inovasi yang dikembang yaitu menghadirkan Mobil Odong-Odong untuk menjemput bayi dan balita ke seluru pelosok gampong dengan menyusuri lorong-lorong kecil.

Anak yang berhasil dibawa ke Posyandu juga lumanyan banyak setiap pelaksanaan kegiatan. Sebanyak 80 orang lebih sekali kegiatan berhasil dibawakan. “Alhamdulillah setiap posyandu diadakan setiap bulan, orangtua beserta anak-anak sangat antusias mengikutinya, sekitar 80 orang lebih anak selalu kita layani. Odong-Odong bisa bergerak 4 sampai 5 kali menjemput anak di seluruh gampong”. Ujar Bidan Desa.

Ide awal sehingga odong-odong menjadi pilihan membawakan anak-anak ke posyandu dikarenakan beberapa hal, yaitu: pertama, Gampong Pulo Ara berkedudukan di Kota dan jumlah penduduknya yang lumanyan banyak. Jemput bola ke setiap Lorong dengan menggunakan transportasi odong-odong menjadi pilihan tepat. Kedua, odong-odong menjadi salah satu transportasi yang paling disukai oleh anak-anak di Kota Bireuen. Sehingga banyak anak-anak berkeinginan untuk bermain dengan odong-odong untuk dibawakan ke Posyandu. Jika orangtua tidak mengizinkan ke Posyandu, tapi anak-anak sudah merengek-rengek akhirnya diizinkan oleh orangtua.  

Biasanya kader Posyandu berkunjung ke semua Lorong menjelang satu hari sebelum pelaksanaan Posyandu. “Pengumuman-pengumuman, Bapak dan Ibu kita besok ada Posyandu, mohon kepada Bapak dan Ibu agar menunggu dilorong agar dijemput oleh odong-odong”. Ajakan tersebut disampaikan untuk memberitahukan masyarakat agar dapat mengikuti kegiatan Posyandu. Awalnya memang masih banyak tantangan yang dihadapi untuk mengajak orang ke Posyandu, karena ada yang bilang takut, tidak perlu, dan tidak ada waktu. Seiring perjalanan waktu paradigma berfikir mulai berubah.

Bahkan salah seorang ibu yang biasanya sering membawakan anaknya ke Posyandu Gampong Pulo Ara, tapi saat ini sudah pindah ke daerah lain menceritakan pengalaman manisnya mengikuti posyandu. “Alhamdulillah, ibu-ibu dan anak-anak Desa kita bisa merasakan happy posyandu, karena dijemput odong-odong Posyandu menjadi Seru”. Gambaran kecerian tersebut ia sampaikan karena di tempat baru ia kunjungi tidak menerapkan hal yang sama. Para ibu-ibu lebih menyukai hal yang seru-seru karena mendatangkan kebagian tersendiri baginya. Motivasi untuk mengikuti dan membawakan anaknya pun semakin lebih tinggi. Apalagi diberikan surprise atau hadiah bagi ibu-ibu yang aktif membawakan anaknya ke Posyandu sehingga semakin bertambah semangat bagi kaum ibu-ibu.

Hal yang menariknya lagi nih ya, program “odong-odong tron u gampong” yang dimulai sejak tahun 2021 itu dianggarkan dari dana desa. Pada tahun 2021 anggaran yang dianggarkan berjumah Rp 300.000,- per bulan. Tapi sayangnya Indonesia pada umumnya dan Aceh khusus pada tahun 2022 dilarang berkumpul oleh pemerintah sehingga program ini tidak dilanjutkan untuk menghindari penyebaran virus Covid-19. Pada tahun 2023 inovasi yang sangat bermanfaat bagi anak tersebut dilanjutkan kembali bahkan anggarannya ditingkatkan menjadi Rp 400.000,- Secara keseluruhan anggaran yang dianggarkan berjumlah Rp 53.000,000,-

Kreatifitas dan inovasi memang suatu hal yang sangat dibutuhkan bila berhadapan dengan anak, karena keunikan dapat menarik perhatian sehingga program perlindungan anak menjadi lebih maksimal di tingkat gampong.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Advokasi Anggaran Perlindungan Anak di Gampong

 

Taman bermain sudah diadvokasi pada tahun 2020, ada plosotan, main bola, alat cat untuk bermain anak dan lain sebagainya.

Anak-anak selain mendapatkan obat untuk imunisasi juga dapat bermain sekali di gampong.

 

 

 

 

 

Bidan Desa selain

Selama ini, karena saya membidangi di bidang Kesehatan maka suka menolong.

Misalnya ibu-ibu yang hamil di luar nikah, banyak

Di Polindes sudah semua orang tau bahwa bersalin di rumah tanpa mengeluarkan biaya.

Rumanyan rame yang sudha ditolong. Bahkan tanpa mendapatkan biaya sedikitpun saya menolongnya. Dan saya tidak mengakses dari anggaran manapun untuk mengatasi bayi-bayi yang lahir di luar nikah.

Saya sudah bekerjasama dengan Dinas Sosial, dan bekerjasama dengan PPA. Orang PPA yang mendatangi ibu Bidang untuk menjemput bayi tersebut untuk dibawa ke rumah aman, biar jangan sampai terjadi anak terlantar atau ibunya membuang bayi.

Kemudian ibu yang melahirkan tersebut diantarkan ke rumah aman agar kehidupannya menjadi lebih terjamin, begitu pula anak tersebut bisa menjadi lebih terpelihara kesehatannya dengan dengan dijemput oleh DP3A dan Dinas Sosial.

Sudah banyak saya menolong ibu-ibu yang hamil di luar nikah, yang tidak menginginkan kehamilannya, saya tolong disini dan tanpa biaya 1000 rupiah pun, dan itu tidak saya naikkan di anggaran manapun.

Beberapa waktu yang lalu kami juga membuat program sunnat massal bagi anak-anak yang kurang mampu. Kami menggalang dana dari pihak yang mau berbantu dan juga meminta kawan-kawan untuk memberikan dengan harga yang murah untuk sunat bagi anak yang kurang mampu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 



Sri Rahayu, dia adalah seorang Kader Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) yang tinggal di Pulo Ara Kecamatan Juang Kabupaten Bireuen, Aceh. Namanya sangatlah familiar di kalangan anak-anak. Saat ini selain kader SAPA, jabatan yang diembannya adalah anggota Tuha Peuet Gampong (TPG) sekaligus merangkap sebagai Bidan Desa. Sosoknya sangat peduli dan menyanyangi anak-anak. Kedekatannya dengan anak orang lain seperti menyanyangi anaknya sendiri.

Jabatan yang saat ini menjadi tanggungjawabnya selalu dimanfaatkan untuk hal-hal berdampak positif bagi anak. Advokasi anggaran gampong yang berspektif perlindungan anak terus diupayakan. Salah satu anggaran yang berhasil diadvokasi pada saat musrembang adalah anggaran untuk Posyandu selama setahun yang berjumlah Rp 53.000.000,- Awalnya sempat mendapatkan penolakan dari aparatur gampong, karena menganggap tidak perlu terlalu besar biaya untuk Posyandu dan alasan lainnya. Tapi Sri Rahayu mencoba menyakinkan bahwa Posyandu  menjadi bagian penting untuk mencegah anak dari stunting, dengan posyandu dapat mencukupkan gizi bagi ibu dan bayi yang masih dalam kandungan.

Strategi advokasi yang dilakukan lebih kepada bukti sehingga mampu menyakinkan aparatur gampong lain bahwa yang ia lakukan merupakan sesuatu yang sangat esensial dan memiliki pengaruh besar terhadap anak. Advokasi lainnya yang mulai dirasakan manfaatnya oleh anak yaitu pengadaan tempat bermain bagi anak dengan Total biaya Rp 4.000.000,- Saat ini tempat bermain tersebut menjadi salah satu tempat favorit bagi anak-anak. Bahkan karena tempat bermainnya terletak di pekarangan Meunasah (Tempat Shalat) dan sering diadakan Posyandu sehingga memotivasi anak untuk mengikuti kegiatan Posyandu sembari bermain di tempat bermain yang telah disediakan. “di tempat bermain itu ada plosotan, mandi bola, ayunan, alat cat mainan, sehinga menjadi tempat bersukaria bagi anak”. Ungkap Kader SAPA yang sering dipanggil Ibu Ayu.

Kepeduliannya kepada anak mampu melahirkan kreatifitas, ide-ide yang brillian dan inovasi yang beragam.  Ide yang sangat fenomenal dikembangkan adalah mengajak kolaborasi dengan pemberi layanan perlindungan anak di antaranya adalah dengan Dinas Sosial Kabupaten Bireuen, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong dan Perlindungan Keluarga Berencana (DPMGPKB). Menurutnya, “Beberapa bayi memang ada yang bermasalah, karena ibunya hamil di luar nikah. Misalnya orang tua bayi tidak merasa aman untuk kembali ke rumah, karena orangtua si ibu dari bayi tersebut tidak mengetahui ia sedang hamil. Solusinya, ya memberitahukan kepada orang DPMGPKP dan mereka yang mendatangi Polindes untuk menjemput bayi tersebut agar dapat dibawa ke rumah aman, biar jangan sampai terjadi anak terlantar atau ibunya membuang bayi”.

Rasa simpati dan perhatian kepada ibu si Bayi ditunjukkan dengan tidak mendalami secara lebih luas dengan siapa orangtua si bayi tersebut. Ia lebih memilih diam daripada bertanya siapa yang menjadi ayah bayi tersebut, karena jika ditanyakan secara lebih jauh dapat mempengaruhi psikologi dan perilaku dari ibu bayi dan stress sehingga turut berdampak pada anak yang masih dalam kandungan.  Bahkan sosok Kader SAPA ini juga sering tidak mengambil biaya terhadap anak yang lahir di luar nikah. “Saya sebagai Bidan Desa, sering membantu anak-anak yang lahir di luar nikah. Pertolongan yang saya berikan kepada bayi tersebut tanpa saya pungut biaya siribee perak (seribu rupiah). 

Program lainnya yang pernah dibuat oleh Tuha Peuet ini yang turut memikat hati para anak-anak adalah dengan mengadakan sunnat massal bagi anak fakir dan miskin. Kegiatan ini dilakukan dengan ikhlas guna membantu anak-anak yatim. Untuk kegiatan ini memang tidak ada anggaran, tapi saya berinisiatif menggalang anggaran dari kawan-kawan untuk membantu, dan juga meminta kepada Dokter untuk diberikan dengan harga yang murah”, Alhamdulillah waktu sunnat dilakukan, karena anak-anak senang dengan dan dekat dengan saya memanggil ‘bu Ayu, kesini pegang kami’. Ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya. Kemudian setelah sembuh anak-anak panggil ‘bu Ayu, kami sudah sembuh’.


Sabtu, 29 April 2023

 


Sejak hadirnya toko pakaian dengan harga Rp 35.000 di Aceh ,masyarakat sudah punya alternatif berbelanja. Bagi masyarakat yang berasal dari kalangan ekonomi bawah sangat terbantukan dengan tersedianya berbagai jenis pakaian. Perbedaan harga yang murah menjadikan toko tersebut sebagai pilihan yang tepat untuk berbelanja.

Baju yang disediakan pun sangat beragam. Ada baju anak Bayi, BALITA hingga baju orang dewasa. Dari sisi kualitas pun sangat memadai. Kita yang memakai tidak mengendurkan rasa percaya diri. Memang sangat layak untuk dipakai. Apalagi khusus baju untuk bayi dengan motif yang sangat unik dan lucu dengan gaya dan model tren terbaru. Menjadikan penampilan semakin cantik dan lucu.

Toko serba 35.000 kini sangat mudah dijumpai. Bahkan hampir seluruh kabupaten atau kota sudah ada. Tidak jarang dengan nama toko yang sama dijumpai di kabupaten yang berbeda. Hal ini menunjukkan tingkat larisnya sudah sangatlah tinggi hingga mampu membuka cabang di mana-mana. 

Semoga saja yang berjualan semakin dimudahkan rejeki oleh Allah, karena di samping bisa membantu masyarakat juga dapat membantu mengurangi angka pengangguran. Paling tidak bisa merekrut 10 sampai 20 karyawan di setiap tokonya. 




Kamis, 27 April 2023



Pada Tanggal 22 April 2023 umat Islam di Aceh kembali merayakan hari lebaran 'Idul Fitri 1444 H bertepatan pada hari sabtu. Meski ada sebagian yang melaksanakan di hari jumat yakni bagi teman-teman Muhammadiyah, tapi itu hal yang biasa. Perbedaan merupakan suatu hal yang tak dapat dihindari, tapi kita mensyukuri akibat adanya perbedaan tersebut. 
Pada kesempatan ini saya tidak menguraikan perbedaan tersebut, tapi pada kali ini akan menguraikan tentang tradisi lebaran yang dilakukan oleh masyarakat. Bagi orang Aceh lebaran merupakan bulan yang dimanfaatkan untuk bersilaturahmi antar sesama sanak saudara. Pada bulan ini, anak-anak muda Aceh  yang berada di perantauan semua pulang kampung dengan tujuan berlebaran secara bersama-sama keluarga, mempererat silaturahmi dan saling berjenguk antar tetangga.
Pada lebaran pertama, hal yang utama dilakukan adalah bersalam-salaman dengan anggota keluarga. Anak memohon maaf atas segala khilaf dan dosa kepada orangtuanya, kakak mohon maaf kepada adik begitu pula sebaliknya adik yang memohon maaf atas kekhilafan terhadap kakaknya. Momen ini menjadi sangatlah sakral di internal keluarga. Sebelumnya barangkali ada perselisihan dan dendam, pada hari raya ini kesempatan untuk saling maaf memaafkan. 
Kemudian setelah saling salam salam bersama keluarga, hal yang kedua yang dilakukan adalah dengan mengunjungi ke kuburan orangtua atau kerabat yang sudah meninggal dunia. Biasanya mengajak seluruh anggota keluarga untuk bersama-sama menyampaikan doa kepada Almarhum yang telah meninggal dunia.  Kesedihan dan rasa terharu pun terkadang menyelimuti hati, apalagi di saat berada di makam ada yang merasa sedih dan menangis akibat kehilangan orang yang dicintainya.
Setelah mengunjungi makan, maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah dengan mengunjungi sanak keluarga baik yang dekat maupun yang jauh untuk saling bersilaturahmi sambil menikmati lontong yang dihidangkan. Sepiring lontong menghangatkan suasana idul fitri di kalangan keluarga masyarakat Aceh. 
Kemudian setelah berkunjung ke sanak keluarga, barulah mengunjungi ustaz-ustaz tempat di mana masyarakat Aceh menimba ilmu pengetahuan agama. Tradisi kunjungan guree (kungjungan ke rumah ustaz) ini menjadi tradisi yang tak pernah terlupakan. Bahkan meskipun sudah lama tidak pernah mengaji lagi bersama ustaz tersebut, tapi pada saat lebaran masih menyempatkan diri mengunjungi rumah rumah sang ustaz. 
Indahnya bersilaturahmi akan terasa di saat semua orang bisa tersenyum dan bersukaria. Lebaran menjadi bulan silaturahmi yang bisa saling memaafkan di antara sesama.

Banda Aceh, 28 April 2023


Senin, 27 Februari 2023


Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh merealisasikan satu per satu point-poin Memorandum of Agreement (MoA) antara DPD Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Program pertama yang direaliasikan dari butir-butir MoA yaitu penyusunan Modul yang dapat dijadikan sebagai bahan penguatan kapasitas bagi Pekerja Sosial (Peksos) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS) dalam menangani kasus-kasus anak dan kasus kesejahteraan sosial lainnya. Kegiatan yang diberi nama FGD Penyusunan Modul Peningkatan Kapasitas Pekerja Sosial dan Social Service Work Force (SSW) berlangsung selama satu hari (27/2/2023) di Banda Aceh guna mendapatkan masukan terkait problematika yang dihadapi oleh Peksos dan TKS serta akan dibukukan menjadi sebuah modul agar dapat menjadi referensi yang bersifat praktis .

Direktur PKPM yang diwakili oleh Mansari, menyebutkan “kegiatan ini kita laksanakan atas dukungan UNICEF dalam program Mekanisme Layanan Perlindungan Anak di Aceh. Salah satu komponen penting pemberi layanan adalah para pekerja social yang selalu bersentuhan dengan persoalan yang dihadapi oleh anak. Untuk itulah kita susun modul ini sebagai panduan praktis bagi Peksos dan TKS dalam memberikan layanan perlindungan anak secara baik agar pemenuhan hak-hak anak terealisasikan dengan cepat, terpadu dan terintegratif”.

Sekretaris IPSPI Aceh, Rita Mayasari Penguatan kapasitas bagi Peksos dan TKS di era melenial sangatlah penting diberikan. Modul yang akan disusun inilah yang akan diberikan kepada Peksos dan TKS sebagai materi dalam menangani kasus-kasus di lapangan. Modul ini akan disusun dengan memperhatikan isu-isu kekinian, misalnya tidak boleh menyebarkan identitas anak ke media internet karena mudah diakses oleh semua orang, managemen kasus, skill komunikasi dengan lintas sekor, Teknik komunikasi dan negosiasi dan lain sebagainya. Beberapa persoalan tersebut akan dimasukkan ke modul sehingga menjadi pedoman konkrit bagi Peksos dan TKS dalam menangani kasus. Tutupnya.

Sementara Sekretaris Prodi Kesejahteraan Sosial FDK UIN Ar-Raniry menambahkan, penyusunan modul yang baik adalah modul yang applicable yakni dapat dipergunakan dengan mudah serta friendly user atau bersahabat dengan penggunanya yang adalah hal ini Peksos dan TKS. Zulyadi berharap apa yang disusun ini bisa dilaksanakan dengan mudah dan praktis sehingga memiliki daya guna yang besar masyarakat luas.  

Peserta yang hadir dalam FGD tersebut terdiri dari berbagai unsur yaitu Unsur DP3A Provinsi Aceh, Dinas Sosial Aceh, Akademisi, Social Worker Learning Centre (SWLC), IPSPI Aceh dan PKPM Aceh.


Share 


Jumat, 24 Februari 2023

 


Banda Aceh, Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarkat (PKPM) Aceh, Dewan Pinpinan Daearh (DPP) Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Ar-Raniry Banda Aceh resmi jalin Kerjasama. Penandatanganan Memorandum of Agreement berlangsung di Aula fakultas setempat (24/2/23) yang ditandatangani langsung Direktur PKPM Aceh, Dr. Muslim Zainuddin, M.Si, Dekan FDK UIN Ar-Raniry, Dr. Kusuma Hatta dan Ketua DPD IPSPI Aceh, Daniel Arca, A.Ks, M.Si. Turut disaksikan langsung oleh Program Oficcer UNICEF, Asep Zulhijar.

Dalam sambutannya, Dr. Muslim Zainuddin, M.Si mengatakan Kerjasama Perguruan Tinggi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat merupakan bagian penting dalam rangka merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya di bidang pengabdian masyarakat. Apalagi saat ini PKPM sedang bekerjasama dengan UNICEF sebagai Lembaga internasional yang konsen pada aspek perlindungan, sehingga keterlibatan kampus menjadi suatu keharusan agar program-program perlindungan anak yang menjadi focus utama UNICEF dapat terlaksana dengan baik. Tentunya dengan melibatkan insan kampus untuk turut berkontribusi dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan perlindungan anak. Muslim menambahkan “Kita berharap kerjasama ini tidak hanya bermanfaat bagi kampus, tapi masyarakat luas dan anak-anak harus merasakan manfaatnya dari Kerjasama ini.

Sementara Dekan FDK, Dr. Kusumawati Hatta menyambut baik Kerjasama tersebtu. Dalam sambutannya, Kusumawati menyampaikan turut berterima kasih kepada PKPM dan DPD IPSPI yang telah menjalin Kerjasama ini. “MoA yang kita jalin hari ini tidak hanya di atas kertas, namun yang paling penting bagaimana butir-butir yang tertera dalam MoA dapat diaplikasikan secara langsung sehingga memberikan manfaat kepada para pihak, dan masyarakat luas”. Kusumawati menambahkan lima Prodi yang ada di lingkungan FDK yang terdiri dari Prodi Kesejahteraan Sosial (KESOS), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Bimbingan Konseling Islam (BKI), Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Manajemen Dakwah (MD), sangatlah berhubungan dengan program ini. “Sehingga kita berharap SDM yang dimiliki oleh masing-masing Lembaga dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat luas”.

Ketua DPD IPSPI Aceh, Daniel Arca, A.Ks., M.Si melalui sambutannya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia melaksanakan MoA ni. Menurut Daniel, ada empat program yang akan dikembangkan di Aceh, yaitu, Kerjasama dengan stakeholder terkait baik Perguruan Tinggi maupun Lembaga Swadaya Masyarakat, menjadikan IPSPI sebagai wadah keilmuan bagi seluruh pengurus, menjadi tempat untuk meningkatkan kapasitas bagi anggotanya dan terakhir IPSPI menjadi channel yang dapat mempercepat sertifikasi bagi anggotanya. Daniel kemudian menambahkan, Kerjasama ini merupakan realisasi program prioritas pertama yang kita laksanakan, semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Tutupnya.

Adapun butir-butir MoA yang disepakati terdiri dari pelibatan dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, penguatan layanan kesejahteraan sosial bagi masyarakat, peningkatanmutu penelitian, pelibatan mahasiswa magang, dan memberikan ruang kontribusi dari masign-masing SDM yang dimiliki oleh ketiga pihak yakni PKPM, IPSPI dan FDK UIN Ar-Raniry.

Proses penandantangan MoA dengan tiga lembaga tersebut dibarengi dengan Pelantikan Kepengurusan DPD IPSPI Aceh Perioder 2023-2027 yang dilatik langsung oleh Ketua I IPSPI Pusat, yang diwakili oleh Dr. RR. E. Sulistyaningsih, A.Ks. M.Si. Adapun Ketua DPD IPSPI Aceh yang dilantik adalah Daniel Arca, A.Ks., M.Si dan Sekretaris Rita Mayasari. Aisyah berharap pengurus yang dilantik dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.

 


Senin, 13 Februari 2023


Manusia senantiasa menginginkan sesuatu yang indah dan menyenangkan datang padanya, karena dengan sesuatu yang indah menunjukkan adanya pencapaian yang optimal sesuai dengan yang diharapkan. Bahagia sudah pasti karena ekspektasi menjadi kenyataan, apa yang diinginkan terwujud dengan baik dan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Namun tidak sedikit di antara kita kadangkalanya merasa kecewa, putus asa dan tak berdaya dengan apa yang diterima. Kegagalan kah itu namanya, IPK di kampus yang kurang pada setiap semester, pendapatan mulai menurun, perusahaan bangkrut dan sejumlah hal negatif lainnya yang diperoleh dan menimpa pada diri kita. 

Hal demikian dapat saja terjadi sama siapa saja. Sama Direktur yang memiliki sejumlah perusahaan di mana-mana, sama mahasiswa, sama penguasa dan bahkan sama orang yang biasa-biasanya. Kegagalan dapat terjadi kapan dan di mana saja, namun jangan sampai kegagalan itu membuat kehidupan menjadi tidak berdaya, depresi dan bahkan bunuh diri. Jangan sampai hal itu terjadi, karena yang nama setiap tindakan yang dikerjakan akan ada konsekuensinya. Dunia ini ada yang baik dan ada pula yang buruk, ada orang kaya dan ada yang miskin, ada yang pinter dan ada pula IQ nya lemah dan berbagai kondisi lainnya.

Semua kondisi tersebut menuntut bagi kita untuk mengevaluasi diri terhadap apa yang sudah kita miliki. Hari ini kita sudah melalukan sesuatu namun menimpa kegagalan, maka sudah sepatutnya dievaluasi kembali apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan, bagaimana keseriusan kita dalam mengelolanya. Nilai kita pada semester ini turun drastis dari sebelumnya, maka perlu dicari tau kenapa berkurang, bagaimana pola belajar yang diterapkan, bagaimana tugas-tugas yang diserahkan kepada dosen apakah sudah maksimal dibuat sebagaimana yang semestinya dilakukan. 

Tahun ini pendapatan berkurang, sudah saatnya dievaluasi daya marketing yang diterapkan, kualitas produk yang dihasilkan dan perlu ditelusuri daya saing dengan produk yang lain yang menyebabkan seseorang berpaling ke produk yang lain. Saat ini sering sakit-sakitan, badan lesu dan pikiran kosong, juga perlu dievaluasi untuk diketahui apa yang menyebabkan kita menimpa penyakit tersebut. Bagaimana pola makan yang kita terapkan, pola tidur yang dilakukan di malam hari, olahraga dan lain sebagainya.

Evaluasi menjadi bagian yang sanga penting bagi kita supaya kita mengetahui kekurangan dan kelemahan yang kita miliki. Dengan evaluasi diri akan kita tahu apa yang menyebabkan sesuatu hal yang tak kita inginkan menimpa sama kita. Sehingga dengan bekal itu dapat mencari jalan keluar dan mengatasi segala kekurangan yang ada sehingga memperoleh sesuatu sesuai dengan yang diharapkan. Jangan berputus asa dengan apa yang kita miliki, tapi jalan evaluasi dan intropeksi diri menjadi solusi yang tepat mengatasi berbagai macam dinamika yang hidup ini.

Banda Aceh, 13 Februari 2023

Mansari


Sabtu, 11 Februari 2023


Sekolah Tinggi Ilmu Syari'ah (STIS) Nahdlatul Ulama Aceh kembali mengadakan peningkatan kapasitas kepada Dosen-Dosennya (11/2/23). Kegiatan kali ini yaitu pengembagan skill bagi dosen agar mampu mengelola jurnal yang ada di kampus serta mendorong jurnal yang dimiliki oleh kampus yang berjulukan NU itu terakreditasi secara nasional. Ketua STIS NU, Dr. Tgk. Muhammad Yasir, MA mengatakan kegiatan pengembangan kapasitas ini menjadi bagian penting terus menerus agar Dosen terdorong untuk profesional dalam mengelola dan mengembangkan jurnal. "Alhamdulillah saat ini sudah ada tiga jurnal di kampus kita, yaitu Jurnal Ar-Ra'yu, Jurnal Al-Buyu' dan Jurnal Syari'ah. Meskipun saat ini belum terakreditasi, kita berharap jurnal ini akan terakreditasi ke depannya sehingga banyak dosen menulis di jurnal ini, tidak hanya dari internal kampus, Yasir berharap jurnal tersebut dapat dijadikan sebagai wadah publikasi bagi seluruh di Indonesia bahkan bagi Dosen di tingkat internasional. 

Yasir menambahkan, "untuk itulah pada hari ini kita adakan acara ini dengan menghadirkan pemateri yang handal dan profesional yang telah teruji kapabilitasnya dalam mengelola jurnal baik yang terakreditasi nasional bahkan terindeks scopus. Pemateri yang dihadirkan yaitu Dr. Mursyid Djawas, MH.I yakni Editor in Chief Samarah yang saat ini jurnal tersebut sudah terindeks scopus. Semoga melalui kegiatan ini dapat memberikan inspirasi dan mendorong bagi dosen di STIS NU agar terus mengembangkan diri melalui karya-karya yang brillian, karena dengan tulisan kita bisa dikenal oleh dunia.

Dr. Mursyid Djawas, sebagai pemateri yang dihadirkan pada kesempatan itu menyampaikan saat ini pengelolaan jurnal menjadi bagian yang sangat penting, karena semua Dosen diwajibkan untuk menulis dan mempublikasikan tulisannya baik di jurnal yang terindeks SINTA maupun terindeks SCOPUS. Terutama untuk dosen yang hendak mengurus pangkat yang salah satu syaratnya adalah adanya artikel. Untuk itu, perlu dikelola dengan baik agar jurnal yang dikelola cepat terindeks SINTA bahkan SCOPUS. Mursyid menambahkan "memang membutuhkan perjuangan dan usaha dalam mengelolanya, tidak adanya yang instan, tapi harus dibenah sedikit dengan sedikit. Kita berharap dalam dua bulan ini jurnal yang ada di STIS NU dapat diajukan ke ARJUNA supaya dapat terindeks SINTA. Tutupnya.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Editor in Chief Jurnal Ar-Ra'yu dan Al-Buyu, Zahrul Fatahillah, Editor in Chief Jurnal Syari'ah Dr. Fakhrurizal dan sejumlah Dosen STIS NU yang konsen di bidang penulisan ilmiah.

Banda Aceh, 11 Februari 2023

Mansari


Rabu, 08 Februari 2023

Salah satu kewajban yang wajib dilaksanakan oleh seorang Dosen adalah melakukan penelitian, di samping kewajiban lainnya yaitu pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai salah satu kewajiban, mau tidak mau, suka tidak suka yang namana penelitian tetap harus dilaksanakan oleh seorang yang berprofesi sebagai Dosen. Di tengah kesibukan mengajar dan penyiapan seluruh administrasi bagi dosen, yang namanya penelitian tetap harus dilaksanakan minimal satu atau dua penelitian. Hal ini menjadi karena ketika naik pangkat, selalu akan diminta penelitian dan artikel ilmiah sebagai hasil penelitian yang telah dihasilkan. Sebagian Dosen akan kualahan memenuhi artikel atau hasil penelitian karena jarang melakukannya. Manakala mengajukan pangkat dari asisten ahli ke lektor, dari lektor ke lektor kepala sudah terkendala dengan belum publishnya artikel di jurnal. 

Sebagian Dosen sering menghubungi penulis untuk minta bantu supaya artikelnya publish pada jurnal yang penulis kelola. Hal ini menunjukkan sebagian Dosen mau menulis ketika dipaksa oleh keadaan. Jika tidak naik pangkat, bermalas-malasan. Suatu saat ketika hendak naik pangkat jabatan akademik langsung berlomba-lomba minta artikelnya dipublish. Satu hal yang perlu diingat bahwa publish artikel tidak langsung dapat dilakukan hanya satu jam. Setiap pengelola jurnal memiliki periode tertentu untuk publish artikel. Ada yang dua kali dalam setahun dan ada yang tiga kali. Jadi, harus mengikuti ritme dari sebuah jurnal, bukan keinginan dari Dosen yang bersangkutan.

Oleh karena pentingnya penelitian yang dipublikasi melalui artikel ilmiah bagi Dosen, maka seorang Dosen perlu memahami esensi dari penelitian. Penelitian memiliki peranan yang sangat penting bagi Dosen. Penelitian bagi Dosen menjadi sarana dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Melalui penelitian ilmu seorang Dosen dapat ditingkatkan, melalui penelitian dosen dapat memperoleh ilmu berdasarkan data empiris, melalui penelitian dosen dengan sendirinya harus membaca literatur yang banyak, melalui penelitian dapat memperkuat jejaring bagi Dosen karena harus bertemu dengan responden dari lokasi penelitian. Jadi, dapat dikatakan bahwa melalui kegiatan penelitian akan dapat meningkatkan kapasitas seorang Dosen, karena ia harus bergelut dengan sejumlah referensi dan bergelut dengan data-data dari lapangan sehingga dapat memberikan ilmu baru bagi dirinya.

Esensi penelitian sebenarnya adalah untuk mendapatkan kebenaran dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran yang diperoleh dari penelitian itu diawali dengan adanya rasa ingin tau atau keragu-raguan dari peneliti. Untuk menguji rasa ingin tau itulah mendorong peneliti untuk melakukan mencari dan mengkaji terhadap suatu objek yang menjadi fokus kajiannya. Untuk memperoleh kebenaran tersebut tentunya harus memperoleh informasi dari orang-orang yang berada pada lokasi di mana penelitian itu dilaksanakan. Bisa melalui wawancara dan dapat pula dengan melakukan observasi, pembagian angket (kuesioner) dan Focus Group Discussion (FGD) sehingga peneliti mendapatkan langsung pengetahuan dan kebenaran dari lokasi penelitian. Dengan demikian akan menghilangkan rasa keragu-raguan yang dimiliki oleh peneliti.

Banda Aceh, 8 Februari 2023.

Mansari 



Selasa, 07 Februari 2023



Sebagian besar Perguruan Tinggi di Indonesia dewasa ini menerapkan pola mengajar dengan pengasuh terdiri dari dua atau tiga Dosen dalam satu Mata Kuliah. Istilah yang dikenal saat ini adalah Team Teaching atau tim pengajar yang mengasuh Mata Kuliah tertentu secara bergantian. Praktiknya dalam pula dilakukan 5 kali pertemuan pertemuan yang masuk Dosen A dan 5 pertemuan berikutnya diasuh oleh Dosen B. Kemudian pada lima pertemuan terakhir masuk Dosen C dan terakhir adalah final atau evalusi pembelajaran terhadap peserta didik.

Proses pengajaran yang demikian memiliki dampak yang positif bagi peserta Didik atau mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu dari satu orang Dosen, tapi diperoleh ilmu dari Dosen yang berbeda. Berbeda Dosen berbeda pula proses mengajar yang diterapkan, berbeda pengalaman, berbeda daftar referensi yang menjadi bahan rujukan dan berbeda pula tingkat pergaulannya. Ada yang menjadi alumni dalam negeri dan ada yang berasal dari Perguruan Tinggi luar negeri yang tentunya berbeda dalam proses belajar dan mengajar. Perbedaan tersebut dapat mempengaruhi karakteristik dari Dosen yang bersangkutan. Terutama dari sisi penyampaiannya dan juga penguasaan materi yang diterima. Begitu pula dengan contoh-contoh yang diberikan berdasarkan apa yang disaksikan sesuai dengan pergaulan Dosen tersebut.

Berbagai pengalaman dan referensi dari Dosen yang bersangkutan akan dibagikan di ruang kelas.  Mahasiswa dapat menyerap pengetahuan baru berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari Dosen yang bersangkutan. Mahasiswa memperoleh nuansa yang berbeda dibandingkan pengasuh Mata Kuliah satu orang yang cenderung monoton dan tidak bervariatif. Pola yang demikian barangkali belum banyak diterapkan pada stara satu. Barangkali dapat menjadi sebuah refleksi untuk direplikasi pada siswa yang menimba pengetahuan di Program Strata Satu agar ilmunya bisa bervariatif diperoleh. Apalagi ada Dosen selain bergelut di dunia akademisi juga memiliki pengalaman praktis yang dapat memperkaya pengetahuan baru bagi mahasiswa serta akan menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Banda Aceh, 7 Februari 2023

Mansari



Senin, 06 Februari 2023



 Kuliah membutuhkan pengorbanan. Banyak hal yang harus dikorbankan. Terutama pengorbanan waktu dan biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang sebelumnya bisa dimanfaatkan bersama keluarga, ketika menempuh kuliah sudah mulai berkurang. Biaya yang awalnya bisa dipergunakan untuk healing dan berbelanja di Mall besar, saat mengikuti perkuliah terpaksa harus dikurangi dan yang tak kalah pentingnya untuk dikorbankan adalah waktu bekerja. Kondisi ini dirasakan oleh orang yang bekerja sambil melanjutkan kuliah. Pikirannya tidak hanya memfokuskan pada materi kuliah semata, namun waktu yang harus diluangkan untuk bekerja di tempat kerjanya perlu dipertimbangkan. Apapun itu, yang namanya kerja harus menjadi perhatian juga bagi mahasiswa yang berstatus sebagai pekerja. Apalagi bekerja di sektor Pemerintahan yang jadwalnya sudah terschedul dan diwajibkan absen secara elektronik yang tak dapat ditinggalkan. Sekali tidak tekan absen dipotong biaya makan, berkali-kali tidak masuk kantor bisa ditegur oleh atasan. 

Mau tidak mau, suka tidak suka, yang namanya kuliah sambil kerja pasti dikelilingi oleh lika-liku yang menjalaninya. Tapi, tetaplah semangat. Tak semua orang mampu berada pada posisi yang sedang kita jalani. Banyak yang berkeinginan kuliah tapi terbatas oleh kondisi keuangan, waktu yang tidak memadai untuk fokus kuliah, rasa sakit yang berkepanjangan melanda dan faktor lain sebagainya. Bersyukurlah masih ada kesempatan untuk kuliah.

Salah satu hal yang patut dilaksanakan oleh mahasiswa, apalagi usianya sudah mulai senja namun masih memiliki semangat yang menggebu-gebu kuliah, yaitu managerial waktu. Managemen waktu perlu ditingkatkan dan disesuaikan. Waktu bersama keluarga yang dulunya bisa bertemu kapan saja, tapi setelah mengikuti kuliah perlu disesuaikan. Waktu kerja yang awalnya bisa dari Senin s/d Jumat, maka perlu disesuaikan juga, dan bahkan perlu mendapatkan izin dari atasannya supaya tidak mendapatkan teguran secara terus menerus.

Menyandang status mahasiwa, memang banyak hal yang harus dikorbankan, tapi ingat akan indah pada waktunya manakala seluruh proses studi dan tahapan didahului. Akan ada kenikmatan batin bagi kita yang melaksanakannya. Jangan mengeluh, jangan berkecil hati. Buktikan bahwa yang kita lakukan sebagai bentuk usaha kita untuk meraih apa yang kita cita-citakan. Jangan ada dalam hati bahwa kuliah hanya untuk bertemu dengan kawan baru, menghilangkan suntuk dan mencari kesibukan. Tapi niatkan kuliah ini sebagai bentuk ibadah, karena dengan begitu akan mendorong kita untuk semakin semangat karena yang kita laksanakan dipenuhi dengan pahala.


Sabtu, 04 Februari 2023

 


Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh terus membuka jarigan dengan berbagai instansi dengan tujuan memperkuat perlindungan perlindungan anak. Kali ini PKPM bekerjasama dengan Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI). Sebagai Langkah awal dari Kerjasama ini, pada hari sabtu, 4 Februari 2023 melaksanakan diskusi yang membahas isu perlindungan anak dan program yang akan dikembangkan selama Kerjasama berlangsung sejak Bulan Februari -Juli 2023. Di antara program yang akan dikembangkan melalui program tersebut adalah memperkuat kapasitas pekerja social yang tergabung dalam IPSPI, penyusunan modul sebagai pedoman bagi peksos, pelatihan menulis dan sejumlah keterampilan lainnya yang harus dimiliki oleh Peksos.

Ketua DPD IPSPI Aceh, Daniel Arca, A.Ks., M.Si, dalam sambutannya menyampaikan bahwa IPSPI menyambut baik Kerjasama yang dibangun oleh PKPM ini, karena ini merupakan salah satu program prioritas yang akan dilaksakanakan oleh IPSPI yaitu membangun Kerjasama dengan berbagai instansi baik instransi pemerintah maupun non pemerintah. “Kita bersyukur sudah dapat menjalin kerjasama dengan PKPM sebagai bentuk pengembangan diri. Karena peningkatan kapasitas tidak dapat dilakukan secara sendiri. Intervensi lembaga lain sangat kita butuh”. Daniel menambahkan, ada beberapa program prioritas lain yang akan diupayakan yaitu branding IPSPI supaya dikenal oleh masyarakat, mempercepat sertifikasi bagi peksos, membentuk kesekretariatan dan membentuk coordinator peksos di setiap daerah.

Sementara Direktur PKPM dalam sambutannya menyampaikan “Atas nama PKPM mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama UNICEF dan pihak-pihak terkait. Kita berharap kapasitas SLWC dan IPSI ini dapat ditingkatkan, serta mampu memberikan best practice kepada masyarakat. Penguatan kapasitas menjadi bagian penting untuk mengembang diri menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat. Untuk itulah, kita berharap melalui Kerjasama ini dapat memberikan dampak positif bagi kita semua. Tutupnya.

Kegiatan yang berlangsung sehari tersebut dihadiri oleh tim IPSPI Aceh, Social Worker Learning Centre (SWLC), akademisi yang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, PKPM dan UNICEF Perwakilan Aceh.


Jumat, 03 Februari 2023


Untuk mengatasi kesulitan mahasiswa Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh dalam menyelesaikan tugas akhir Disertasi, kini Prodi Fiqh Modern melakukan sebuah terobosan baru yakni mengadakan kegiatan jumatan yang diberi nama NgoPi. NgoPI ini berbeda dengan pemahaman NgoPI umumnya yang dipahami oleh masyarakat Aceh. Umumnya istilah ngopi di kalangan masyarakat Aceh sering digunakan untuk duduk bersama antara dua orang orang atau lebih di warung kopi. Berbeda dengan NgoPI yang dilaksanakan di setiap jum'at oleh Prodi Fiqh Modern. NgoPI di kalangan mahasiswa Strata Tiga (S3) Prodi Fiqh Modern ini merupakan akronim dari Ngobrol Pikiran Disertasi. Kegiatan ini sudah berlangsung selama enam bulan, tapi manfaatnya sungguh sangat luar biasa. Banyak mahasiswa yang awalnya galau dengan judul, pokok permasalahan belum konkrit dan berbagai macam permasalahan yang sering dihadapi dapat terselesaikan melalui program yang amat mulia ini.

Program ini diinisiasi oleh Prodi Fiqh Modern. Tujuannya tidak lain selain bersama-sama saling berkontribusi, memberikan sumbangsih pemikiran dan menyempurnakan draft Disertasi yang sudah dipersiapkan oleh mahasiswa. Setiap jumat paling kurang satu atau dua draft disertasi dibahas secara bersama-sama. Dua orang yang mempresentasikan, sedangkan yang lainnya memberikan masukan sesuai dengan referensi bacaan masing-masing guna memperkaya pembahasan serta memperjelas arah penelitian. Hal ini tentu sangat membantu bagi mahasiswa tersebut. Pokok permasalahan menjadi terang benderang dan semakin mempercepat proses penyelesaian penulisan Disertasi secara sempurna. Bahkan yang menariknya lagi, bukan hanya mahasiswa yang belum seminar yang hadir, ada pula sebagian mahasiswa yang sudah mengikuti seminar, tapi masih menyempatkan waktu mengikuti kegiatan tersebut.

Di antara puluhan mahasiswa yang ada dalam ra orang Dosen Pembimbing yang sangat setia menemani di setiap jumat pagi. Tidak lain beliau adalah Dr. Ali Abubakar adalah Wakil Dekan III FSH dan juga merupakan Dosen Pengajar pada Prodi S3 Fiqh Modern Pascasarjana UIN Ar raniry. Keseriusan beliau memotivasi mahasiswa menjadi lebih serius memanfaatkan kesempatan yang tidak biasa itu. 

Ada dua hal penting yang dapat dirasakan dari pertemuan tersebut, yaitu: Pertama, adanya sikap saling tolong menolong antara mahasiswa untuk saling memberikan masukan. Kedua, adanya sikap kekeluargaan yang kuat di antara sesama mahasiswa. Baik mahasiswa yang sudah senior maupun mahasiswa yang masih junior, meskipun dalam ruangan tersebut tidak ada istilah senior dan junior. Tapi sama-sama mahasiswa keluarga besar Prodi Fiqh Modern yang haus akan ilmu pengetahuan dan sama-sama ingin belajar dan menimba ilmu dari teman-teman sesuai dengan referensi masing-masing.


Banda Aceh, 3 Februari 2023

Mansari




Kamis, 02 Februari 2023


Skripsi seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian mahasiswa. Terutama menjelang semester tua, baik semester 8, semester 9 dan seterusnya. Kebingungan pun terjadi manakala menjelang semester akhir tidak memperoleh pokok permasalahan penelitian, judul penelitian dan isu yang ingin dikembangkan dalam penelitian. Mahasiswa biasanya galau dan tidak tau mau berkata apa. Apalagi di antara kawan-kawannya sudah selesai sidang dan wisuda. Hati pun semakin bimbang antara sanggup menyelesaikan ataupun tidak. Perasaan tidak enak terus menghantuinya untuk menjumpai dosen-dosen di kampus. Terutama untuk konsultasi, berdiskusi dan menyampaikan pokok-poko pemikirannya. Alhasil akan sia-sia, waktu berjalan begitu saja tanpa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Hal ini tentu sangat rugi bagi mahasiswa yang bersangkutan. Terutama waktu yang terlewati begitu saja, ditambah lagi dengan biaya kuliah yang harus tetap dibayar.

Menghadapi kondisi tersebut perlu motivasi diri agar semangat terus membara di dalam jiwa. Jika motivasi dan semangat tidak ada dalam diri tentu yang diiginkan tidak mampu diwujudkan sebagaimana mestinya. Bahkan tidak jarang sampai depresi dan ada yang bunuh diri karena tidak mampu menyelesaikan skripsi. Ini sungguh ironi dan tidak sampai terjadi pada kita. Selain merugikan diri sendiri juga menghilangkan masa depan.

Selain memotivasi diri, konsistensi terhadap penyelesaian juga harus diupayakan. Usaha perlu dilakukan dengan tetap menulis walau hanya dua halaman per hari. Bayangkan jika ditulis per hari sebanyak 2 halaman, tiga puluh hari bisa selesai. Umunnya standar ketebalan skripsi hanya 60 lembar. Jadi, tiga puluh hari dikali dua halaman sudah mencapai 60 halaman. Artinya satu bulan bisa selesai bila adanya niat dan usaha untuk menuliskannya. 

Langkah ketiga yang juga perlu dilakukan adalah dengan membentuk group kecil sebagai group diskusi dan sharing informasi terkait dengan skripsi. Melalui group bisa sering membantu dan mencarikan informasi dan referensi dari kawan-kawannya. Saling menolong ini menjadi solusi yang tepat bagi kawan-kawan yang belum selesai. Caranya kumpulkan saja beberapa kawan yang belum selesai skripsinya kemudian ajak bergabung dalam group tersebut. Bila perlu undang satu kawan yang sudah selesai dan wisuda agar menjadi mentor untuk mengarahkan bagaimana seyogyanya skripsi ditulis dan dianalisis secara sistematis agar dapat memudahkan bagi pembacanya. Kawan yang sudah selesai tersebut memiliki peran yang strategis karena sudah pernah berpengalaman menulis punya dirinya sendiri sehingga sangatlah mudah memberikan saran/masukan yang konstruktif kepada kawan-kawannya.

Jadi, janganlah malas. Marilah segera bangkit. Buktikan bahwa kita bisa menyelesaikan kuliah walau waktu sedikit telat dibandingkan dengan kawan-kawan lain. Jangan malas dan disibukkan dengan hal-hal yang tidak penting, mulai kurangi menggunakan gedget dan bermedia sosial. Apalagi bermain game. Itu semua sangat merugikan diri kita sendiri, baik waktu dan biaya. So, jangan menyerah

YOU CAN DO IT.


Banda Aceh, 2 Februari 2023

Mansari


Selasa, 31 Januari 2023


Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh telah menghasilkan sejumlah praktik baik dari program yang dilaksanakan atas kerjasama dengan UNICEF. Sejak program dilaksanakan pada tahun 2022 dengan enam lokasi yakni Banda Aceh, Bireuen, Lhokseumawe, Bener Meriah, Aceh Tengah dan Aceh Barat telah berhasil membentuk UPT. Perlindungan Perempuan dan Anak. Terbentuknya UPTD melalui Peraturan Bupati/Walikota di masing-masing daerah. Sejumlah praktik baik lainnya yang telah dihasilkan dari program tersebut adalah tersusunnya SOP layanan Perlindungan Anak sesuai dengan Standar Layanan yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri PPA Nomor 2 Tahun 2022 tentang Standar Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak, penguatan kapasitas SDM di lingkungan UPTD sebagai penyedia layanan dan terjalinnya kerjasama lintas sektor pemberi layanan melalui MoU agar layanan yang diberikan memenuhi standar Cepat, Akurat, Komprehensif, Teringrasi (CEKATAN).

Setelah berhasil dikembangkan di enam daerah Kabupaten/Kota, tahun 2023 ini praktik baik tersebut akan direplikasi di tiga daerah lainnya, yaitu Kota Sabang, Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Nagan Raya. Keberhasilan yang ada perlu diadopsi oleh daerah lain supaya layanan yang diberikan kepada anak dapat terlaksana secara cepat sebagaimana mestinya. 

Sebelum dilaksanakan program, PKPM melakukan koordinasi awal dengan DP3A Kabupaten/Kota yang akan diintervensi (31/01/2023). Pelaksanaan kegiatan koordinasi yang dilaksanakan secara virtual itu bertujuan untuk membangun komunikasi dan kesepahaman awal dari DP3A, persiapan-persiapan yang harus dipersiapkan, mekanisme komunikasi pada saat pelaksanaan program, out put yang akan dicapai dan metode pencapai output dan lain sebagainya. Para peserta yang terlibat dari masing-masing DP3A Kabupaten/Kota sangat antusian mengikuti kegiatan tersebut sampai dengan selesai. Banyak masukan konsruktif yang disampaikan mengawali pelaksanaan program sehingga menjadi catatan penting bagi PKPM sebagai pelaksanan program.

Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan program tersebut adalah terbentuknya UPTD di masing-masing wilayah intervensi. Pencapaian tersebut tentunya perlu sinergisitas antara lembaga, terutama bagian organ dan bagian Hukum. Adanya sinergisitas tersebut akan mempercepat dari lahirnya UPTD melalui Peraturan Bupati/Walikota. Pengalaman dari enam wilayah sebelumnya sangatlah terlihat, sinergitas menjadi bagian penting sehingga apa yang diinginkan dapat terwujud sebagaimana mestinya. Semoga apa yang telah dipraktikkan di daerah sebelumnya dapat diterapkan di daerah baru.

Banda Aceh, 31 Januari 2023

Mansari



Related Posts Display

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Pages

Pages